Desa Tempurejo

    Kesehatan sebagai hak asasi manusia ternyata belum menjadi milik setiap penduduk Indonesia karena berbagai hal seperti kendala geografis, sosiologis dan budaya. Kesehatan bagi setiap penduduk yang terbatas kemampuannya serta yang berpengetahuan dan berpendapatan rendah masih perlu diperjuangkan secara terus menerus dengan cara mendekatkan akses pelayanan kesehatan dan memberdayakan kemampuan mereka.  Untuk mencapai Visi Indonesia Sehat sangat bertumpu pada pencapaian Desa Sehat sebagai basisnya. Maka dari itu penting adanya Desa siaga aktif untuk mencapai Visi tersebut.

     Mengingat letak gerografis Desa Tempurejo yang jauh dari perkotaan karena merupakan salah satu tempat yang paling ujung dari Kabupetan Lumajang sehingga untuk menuju ke faslitasi kesehatan seperti Rumah Sakit cukup mengalami kendala. Maka dari itu Desa Tempurejo siap untuk menuju “Desa Inspirator” yang mana banyak kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat desanya berdasarkan inisiatif sendiri karena mereka menyadari kebutuhan akan kesehatan.

     Desa dan Kelurahan Siaga Aktif merupakan sebuah bentuk pemberdayaan masyarakat dalam upaya kesehatan dengan komponen pelaksanaan, berupa pelayanan kesehatan dasar, pemberdayaan masyarakat melalui UKBM dan mendorong Surveilans Berbasis Masyarakat (SBM), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan, dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Kepmenkes, 2010).

     Desa siaga aktif Desa Tempurejo dapat dilihat dari kegiatan UKBM yang ada meliputi posyandu balita, lansia, poskesdes, dan  posbindu PTM. Selain itu terdapat inovasi yang terbentuk berdasarkan usulan dari masyarakat yaitu Donor Darah / SEPEDA MAS TEJO (Sukseskan Pelaksanaan Donor darah Masyarakat Tempurejo), MAS TEJO BAKUL LIPSTIK (MASyarakat TEmpureJO BersamA KumpULkan LImbah PlaSTIK), dan Aksi Mas Tejo (Atasi Kurang Gizi Masyarakat Tempurejo). Adapun tahapan desa siaga aktif di Desa Tempurejo dilakukan dengan cara pendataan terlebih dahulu untuk mengetahui permasalahan apa saja yang dialami oleh desa. Selanjutnya di rembug di MMD bersama perangkat desa, toga, toma, kader, dan petugas kesehatan puskesmas Tempursari untuk menemukan pemecahan masalah yang tepat.